source : pinterest
Memang, tidak ada yang baik-baik
saja dihadapkan pada perpisahan. Termasuk aku dan kamu.
Sebenarnya bukan kita
yang takut pada perpisahan,
namun yang kita takutkan adalah tidak terbiasa.
Tidak terbiasa untuk tidak lagi bercanda, beradu argumen, berteriak, tertawa
dan cemberut bersama.
Kita tidak bersedia mencoba menerima keadaan bahwa aku
dan kamu tidak akan menjadi kita.
Aku dengan pilihanku dan kamu dengan
pilihanmu,
meskipun aku dan kamu tidak menjadi pilihan satu sama lain.
Kadang hidup berputar diantara memilih dan dipilih.
Sekedar itu, namun rumit.
Perihal memilih, jangan dianggap
hal sepele.
Memilih perihal menjaga hati dan mengahancurkan harapan.
Meskipun
sebenarnya tak ingin memilih, namun, wajib.
Perihal dipilih, juga berat.
Menjadi yang dipilih kadang tidak selalu menang,
mungkin dia menjadi pilihan
karena dia benar-benar dicintai,
atau bisa jadi dia dipilih karena sejujurnya
pilihan itu tidak memang benar-benar ada,
dan dia tidak memiliki pembanding.
Menjadi
yang tak terpilih pun bukan perkara mudah.
Hatinya patah, rapuh dan kecewa,
tentu saja.
Meskipun bisa ditutupi
dengan berbagai cara,
tetap saja, hatimu tidak akan bisa berbohong pada
ekspresimu.
Jujurlah, mungkin akan lebih baik.
Setidaknya tidak berpura-pura
dua kali,
berpura-pura tidak kecewa dan berpura-pura biasa saja.
Senin, 21 Mei 2018
10.00 WIB
tertanda, yang sedang memilih dan sedang dipilih
hidup itu pilihan, ada surga dan ada neraka, ada baik dan ada yang jahat, tetap bersyukur
BalasHapusiya mba benar sekali..semoga kita termasuk org yg baik serta dipilih dan memilih surga sebagai tujuan hidupnya ya :)
BalasHapus